Friday, April 30, 2010

Paradigma Tentang Kehidupan

Originally Made By Delilah Hazhiya At 4/30/2010 06:52:00 pm
Paradigma adalah cara kamu memandang terhadap sesuatu, pandanganmu, kerangka acuanmu atau keyakinanmu. Paradigma adalah seperti kacamata. Kalau kamu memiliki paradigma yang tidak lengkap tentang diri sendiri atau kehidupan pada umumnya, itu sama saja dengan mengenakan kacamata yang keliru ukurannya. Lensanya akan mempengaruhi bagaimana kamu melihat segalanya. Akibatnya yang kamu dapatkan adalah yang kamu lihat. Kita tidak tahu seberapa banak yang kita lewatkan karena paradigma kita kacau.
Nah, kita punya beberapa paradigma, diantaranya paradigma tentang diri sendiri, orang lain dan kehidupan. Sekarang saya akan bahas yang paradigma kehidupan.

Paradigma Tentang Kehidupan :
Selain paradigma tentang diri sendiri dan tentang orang lain, kita juga punya paradigma tentang dunia pada umumnya. Dan biasanya kamu bisa tahu paradigma mu dengan bertanya kepada diri sendiri "apa sih sumber pendorong dalam hidupku ?". "Apa saja sih yang aku pikirin?". "Siapa atau apa sih obsesiku?". Apapun yang paling penting bagimu akan menjadi paradigma mu atau pusat kehidupanmu. Nah kira kira pusat kehidupan apa sih yang paling lengkap? Karena tidak semua pusat kehidupan itu lengkap, pasti ada sisi baik dan buruknya. Pusat kehidupan teman, orang tua, pacar ataupun barang, semua punya sisinya. Nah dibahas satu satu yuk. Kira kira mana yang pas ya?

Terpusat pada Teman.  
Teman itu penting tetapi tidak boleh menjadi pusat kehidupanmu. Mengapa? Ya sesekali kan mereka pasti berubah. Sesekali mereka tidak tulus. Terkadang mereka membicarakanmu di belakangmu atau punya teman baru dan melupakanmu. Suasana hati mereka berubah ubah dan mereka bisa saja pindah. Selain itu kalau kamu mendasarkan identitasmu pada apakah kamu punya banyak teman, apakah kamu diterima , apakah kamu populer bisa bisa kamu kompromikan standar - standarmu atau mengubahnya setia akhir pekan untuk menyesuaikan diri demi teman - temanmu.
Percaya atau tidak , akan datang harinya ketika teman temanmu bukanlah hal terpenting dalam kehidupanmu. Misalnya saat kamu sedang SMA dan memiliki banyak teman, kamu bermain tiap hari bersamanya, apa yang terjadi sekarang saat kamu lulus dan menempuh Universitas, kemana mereka? Hehehe.
Bersahabatlah sebanyak mungkin, tetapi janganlah bangun hidupmu diatasnya.Itu landasan yang tidak stabil.

Terpusat pada Barang.
Berprestasi atau menikmati barang - barang kita sih tidak ada salahnya, namun kita tidak boleh memusatkan hidup kita pada barang - barang yang pada akhirnya tidak abadi. Kepercayaan diri hendaknya berasal dari dalam diri kita, bukannya dari luar diri kita, dari kualitas hati kita bukannya kuantitas barang-barang yang kita miliki. Toh akhirnya orang yang paling kaya dan bermobil banyak pun mati juga. Hehehe.
Ada ungkapan seperti ini , "Kalau siapa saya tergantung pada apa yang saya punya dan apa yang saya punya sudah hilang, lalu saya ini siapa ? "

Terpusat pada Pacar.
Mungkin kita paling mudah terperangkap pada hal yang satu ini. Maksud saya siapa sih yang tidak pernah berpusat pada pacarnya? Saya pun termasuk orang yang pernah.
Misalnya teman saya, dia selalu bergantung terhadap pacarnya, kalau pacarnya mengkomen status FB nya tidak enak, dia bisa badmood seharian. Pacarnya tidak sms seharian, dia bisa tidak konsen kuliah. Putus dengan pacarnya, hancurlah hidupnya.

Ironisnya, semakin kamu memusatkan hidupmu pada seseorang semakin kamu jadi tidak menarik bagi orang itu. Kok bisa ya? Ya, pertama tama kalau kamu terpusat pada seseorang, kamu tidak lagi sulit didapat. Kedua menyebalkan bukan kalau seseorang menggantungkan seluruh kehidupan emosionalnya padamu. Karena ketentramanannya berasal darimu dan bukan dari dalam dirinya sendiri, ia selalu membutuhkan penegasan yang memuakkan.

Percayalah, kamu akan jadi pacar yang lebih baik kalau kamu tidak terpusat pada pacarmu. Kemandirian itu lebih baik dari pada ketergantungan. Lagipula, memusatkan hidupmu pada orang lain bukanlah menunjukan kamu mengasihinya, tetapi bergantung kepadanya.

Terpusat pada sekolah.
Pendidikan itu sungguh penting bagi masa depan kita dan seharusnya menjadi prioritas utama. Tetapi kita harus berhati - hati agar jangan sampai hidup kita didikte oleh keinginan masuk daftar dekan, mencapai IP yang tinggi, nilai rapor yang hebat. Para remaja yang terpusat pada sekolah sering kali terobsesi dengan mendapatkan nilai-nilai baik sehingga mereka lupa bahwa tujuan utama dari bersekolah adalah untuk belajar. Seperti yang telah dibuktikan oleh ribuan remaja, kamu bisa sangat berprestasi di sekolah sambil tetap menjaga keseimbangan yang sehat dalam hidupmu.
Untungnya harga diri kita tidak diukur melalui IP ya.. Hehehe

Terpusat pada orang tua.
Orang tua bisa menjadi sumber utama kasih dan bimbingan dan kamu harus hormat kepada mereka, tetapi memusatkan hidupmu pada orang tuamu dan hidup untuk menyenangkan mereka diatas segalanya bisa jadi mimpi buruk lho.
Orang tua bisa menuntut, orang tua bisa mengkritik Tapi kamu tetap harus mengubah sikapmu yang tergantung pada orang tua, menjadi tergantung pada hal lain yang tidak berubah ubah.
Kamu menuruti semua keinginan orang tua mu tanpa memperdulikan keinginanmu itu benar benar tekanan yang menyiksa. Kamu tetap harus bertanggung jawab atas hidupmu serta perbuatan perbutanmu sendiri, dan tetap berusaha menyenangkan diri sendiri dulu sebelum menyenangkan orang lain.

Pusat pusat lain yang mungkin.
Terpusat pada olahraga / hoby .
Sudah berapa seringkah kita lihat tokoh olahraga yang hebat yang membangun identitasnya untuk menjadi atlit yang hebat, ternyata menderita kecelakaan ang mengakhiri karirnya? Selalu saja ada yang seperti itu. Dan orang yang malang itu mau tidak mau membangun hidupnya dari awal lagi.
Terpusat pada pahlawan.
Kalau kamu bangun hidupmu menurut seorang bintang film atau bintang musik rock, atlit terkenal, atau politikus berkuasa, bagaimana jadinya kalau mereka mati , melakukan sesuatu yang tolol atau dipenjara ? Kemana kamu jadinya?
Terpusat pada pekerjaan.
adalah penyakit yang biasanya menimpa orang yang lebih tua, tetapi biasanya juga menimpa remaja. Gila kerja biasanya di dorong oleh kebutuhan mendesak untuk punya barang lebih banyak, seperti uang, mobil, status atau pengakuan, yang memberi kita alasan tetapi tidak pernah sepenuhnya memuaskan.
Terpusat pada diri sendiri.
Atau menganggap dunia berputar disekelilingmu dan masalah masalajmu. Ini sering kali mengakibatkan kamu begitu menguatirkan kondisimu sehingga lupa sama orang orang yang bermasalah di sekelilingmu.

Terpusat pada prinsip - Inilah yang sejati.
Pusat apakah sih yang efektif? Terpusat pada prinsip. Kita semua kan sudah tahu dampak gaya tarik bumi. lemparkan sebuah bola ke atas, pasti turun juga. Itu adalah hukum atau prinsip alam. Sama seperti halnya ada prinsip - prinsip yang mengatur dunia fisik, ada juga prinsip yang mengatur dunia manusia. Prinsip prinsip itu tidak relijius, prinsip itu tidak pro amerika, pro tionghoa. Prinsip - prinsip bukanlah milikmu atau milik saya. Prinsip - prinsip bukanlah untuk di diskusikan. Prinsip - prinsip ini berlaku bagi semua orang, yang kaya ataupun miskin, raja ataupun petani, lelaki atau perempuan. Prinsip itu tidak bisa diperjual belikan. Kalau kamu hidup menurut prinsip prinsip, kamu akan meraih kesempurnaan, kalau kamu melanggarnya kamu akan gagal. Sesederhana itu.

Kejujuran itu prinsip. Kerja keras itu prinsip. Kasih itu prinsip. Hormat, rasa syukur, keadilan, integritas, kesetiaan, tanggung jawab, adalah prinsip. Ada lusinan prinsip prinsip lainnya, dan prinsip itu tidak sulit dikenali. Sama seperti kompas, selalu menunjuk ke utara, hatimu akan mengenali prinsip sejati.

Prinsip tidak pernah gagal.
Hidup menurut prinsip membutuhkan iman, terutama kalau kamu lihat orang orang yang dekat denganmu maju hidupnya dengan berbohong, menipu, memanjakan diri, memanipulasi, dan hanya mementingkan diri mereka sendiri. Tetapi, yang tidak kamu lihat adalah bahwa melanggar prinsip pasti mengejar mereka akhirnya.

Ambillah umpamanya prinsip kejujuran. Kalau kampu pembohong besar, kamu mungkin lolos untuk sementara waktu, bahkan selama beberapa tahun. Tetapi sulit kan menemukan pembohong yang sukses dalam jangka panjang.

Tidak semua pusat yang telah kita bahas, prinsip - prinsip takkan pernah mengecewakanmu. Prinsip-prinsip takkan pernah membicarakanmu di belakang. Prinsip-prinsip takkan pernah pindah. Prinsip-prinsip tidak pilih kasih berdasarkan warna kulit, jenis kelamin, kekayaan atau sifat - sifat lahiriah. Hidup yang terpusat pada prinsip adalah landasan yang paling stabil, yang takkan tergoyahkan, yang bisa kamu andalkan untuk membangun hidupmu, dan kita semua membutuhkannya.

Untuk memahami mengapa prinsip-prinsip itu selalu efektif, bayangkan saja menjalani hidup berdasarkan kebalikannya --- hidup yang tidak jujur, buang buang waktu, bersenang-senang, tidak tahu bersyukur, mementingkan diri sendiri dan penuh kebencian. Saya sih tidak bisa membayangkan kebaikan dari hidu yang seperti itu. Kamu sendiri bagaimana?

Ironisnya, mendahulukan prinsip prinsip adalah kunci untuk lebih sukses dalam hal lainnya.Kalau kamu amalkan prinsip hormat, kasih, tulus, umpamanya kamu akan mendapatkan banyak teman dan menjadi pacar yang lebih stabil. Mendahulukan prinsip prinsip juga kunci untuk menjadi orang yang punya karakter. Dan kata seseorang karakter bisa dibentuk untuk mulai mengatakan tidak pada setiap hal yang memang tidak kamu senangi. Hehe.

Untuk setiap maslaah carilah prinsip untuk menyelesaikannya. Kalau kamu merasa hidupmu melelahkan mungkin kamu boleh coba prinsip keseimbangan. Kalau kamu merasa tak ada yang percaya sama kamu, mungkin prinsip kejujuran yang kamu butuhkan.

Taken from The Seven Habits for Highly Effective Teens, dan gubahan dari saya sedikit. :)

3 Comment.:

Oby Syam on Friday 30 April 2010 at 20:21:00 GMT+7 said...

nice share mbak lila
hepy blogging yah :)

Oby Syam on Thursday 6 May 2010 at 11:57:00 GMT+7 said...

banner mbak lila mana???

Delilah Hazhiya on Thursday 13 May 2010 at 22:28:00 GMT+7 said...

duh oby, saya blum biki banner, susah euy, ntr klo sempet yah

Post a Comment

 

Life is never close to perfection. © 2012 Web Design by Ipietoon Blogger Template and Home Design and Decor Vector by Webdesignhot