Sunday, May 23, 2010

Tetangga Setan

Originally Made By Delilah Hazhiya At 5/23/2010 08:32:00 pm
Hidup emang gak sendiri di dunia ini. Dan kita semua tau, bahwa disekeliling kita banyak banget orang orang. Entah baik entah buruk. Manusia memang benar makhluk sosial, dan gak bisa hidup sendiri. Tapi kayaknya tetangga saya yang satu ini pengen hidup sendiri, dan ngubur kuburannya nanti sendiri.
Tetangga saya ini orang kaya, dia tinggal di sebelah rumah saya, dia seorang petinggi universitas penting di kota saya. Dia sudah Professor. Dia punya anak 3 cewek semua, dan satu istri yang mulutnya kayak TOA. Berisik banget. Rumah tetangga saya yang kaya raya itu secara nyata dan real yang bisa saya lihat ada 4. Ya saya ulangi lagi. Ada 4. Yang satu disebelah rumah saya persis. Yang kedua ada di depan rumah saya. Yang ketiga ada di dua rumah di sebelah saya. Yang ke empat ada di ujung jalan gang saya.
Tetangga saya itu orang gila. Stress. Sakit. Setan.
Kenapa?
1. Tiap hari waktu dia sehabis berpergian, dia gak pernah mau turun dari mobil. Dan selalu klakson kenceng banget. TIN TIN TIN TIN begitulah bunyinya *lho? Dan akan selalu begitu sampai pembantunya yang bejibun bukain pintu pagar. Dia sama sekali gak merasa bersalah. Pernah suatu ketika, adik aku yg kecil sakit. Dia butuh istirahat banyak, tapi dia mendadak bangun karena. Tetangga gila itu. Oh gosh! Bapak saya gedeg banget dengernya. Beliau bilang, "besok mau bapak kerjain pake bel kapal laut itu lil, tau kan, sekali bunyi bisa ancur rumah dia". Nguuuuuuung..
2. Dia suka salah paham semena mena, dan buat aturan semena mena. Suatu hari, bapak saya lagi menyapu kotoran daun kering. Dikit banget jumlahnya. Dan ia buang di selokan. Dan tidak sengaja pula, ada tukang angkut sampah lewat di depan tong sampah dia.
Nyonya Gila : "pak iki ambune opo toh?" [ pak ini baunya apa, kata dia kepada suaminya]
Tuan Gila : "iki lho kae [ nunjuk sampah ] ambu sampah"

keesokan harinya

ada tulisan di bak sampah

"A4/27 DILARANG BUANG SAMPAH DISINI"

FYI : itu alamat saya disebut secara frontal dan ditulis.

Sungguh bener bener gila dia. Keluarga saya pun hanya menganggap dia orang gila. Ya kan? Kita gak ngapa ngapain lho. Kenapa dia gitu.

3. Show off gila. Dia suka banget show off kalau ngobrol sama ibu ibu. Tapi dia juga dibenci ibu ibu di lingkungan kami. Dia suka banget banggain anaknya yang pintar itu. Tapi banggainnya impossible.
Contoh : "anak saya test toefl itu skornya 800 lho bu, betul itu" [ kita tau kan skor toefl sampe berapa?]
"anak saya sekarang lagi sekolah professor bu di Undip, betul itu, di UGM gak ada" [ kita juga tau, buat dapet gelar professor itu tidak ada sekolahnya. professor kan pangkat saja, dapet gelar itu ya kita ngajar, jadi dosen, sering penilitian, lama2 pangkat juga naik]
Dan  masih banyak banget hal lain. Sekarang lagi hoby banggain rumahnya yang segedhe mall. Ooopss.. Saya gak iri tuh :)

4. Egois. Ini terjadi hari ini. Kemarin keluarga saya lagi ngadain acara dirumah, dan dia cuma kena getah beberapa jam saja. Yaitu rumah dia mendadak jadi parkir mobil2 para tamu undangan kami. Cuma 3 jam saja lah, dan itu malam hari, keesokan harinya dia sudah memasang pengumuman.

DILARANG PARKIR DISINI
Didepan rumah dia. Oh gosh, so what? Egois betul kali lah dia. Kita gak pernah marah dia mau ngapain aja dan kita gak pernah ngelakuin hal yg sama.
Dan dia juga harusnya sadar, dia itu gak kira kira kalau mau masukin truk pasir ke dalam Komplek buat pembangunan rumah dia. Pasir itu lama, truk pasir itu besar. Jalanan perumahan kami kecil dan sempit. Dan gara gara itu tiap pagi dulu saya sering nungguin truk pasir itu agar saya bisa lewat dan ke kampus. Karena rumah saya diujung jalan, dan setelah itu jalan buntu.

5. Suka berantem dengan suara keras. Its okay lah kalau dia berantem di dalam rumah dan tidak terdengar. Tapi ini berantem suaranya sampai terdengar di rumah saya. Bener bener, dia itu sangat amat TOA. Gak istrinya, gak suaminya, gak anak2nya. Semua gitu. Dia sangat merendahkan orang lain. Tukang2nya dianggap orang2nya berkasta jauh, pembantunya semua gitu.
Bahkan dia sempat memarahi tetangga saya, tepatnya mantan tetangga, karena dia sudah pindah gara gara rumahnya dibeli.
Dan marah2nya juga karena salah paham.
Tepatnya begini, mantan tetangga saya itu anaknya diterima di perguruan tinggi tempat suaminya bekerja, tetangga saya itu hanya berkonsultasi apakah ada keringanan biaya. Kan suaminya bekerja disana, siapa tau ada, dan minta ditunjukan caranya. Eh lha kok marah2, dia bilang suaminya bersih lah, gak ngelakuin hal ini itu. Haduh ini budek tingkat berapa sih. Dan gak perlu marah2 lah, dia harusnya inget kalau mantan tetangganya itulah yang dulu suka menemani dia kemanapun dia pergi. Air susu dibalas air tuba.

Dan yang paling memuakkan adalah saat dia membangun ke 4 rumahnya, satu persatu, seluruh tetangganya kena getahnya, dari keributan, sampai kotoran yang nyampe kerumah tetangga. Dan dia? Tidak ada rasa bersalah sedikit pun :).

Btw, sekitar taun 2008, rumahnya pernah terbakar di bagian atas kamarnya, karena kipas angin yang konslet dan kamarnya tidak ada jendelanya, dan boom terbakar! Semua tetangga ribut, saya pun ribut karena saat itu saya diterima di PTN . Hehehe. Kasian dia. Kasurnya terbakar, ooopss lebih tepatnya kasur pembantunya yang kapuk itu terbakar. Hehehe.

It's really annoying for having a neighbour like them. Saya bertekat tidak akan mempunyai rumah yang terlalu berdempet seperti itu, ingin punya rumah yang sedikit berjarak dengan rumah satunya. Agar tidak kena bisingnya kalau ada apa2 dengan tetangga saya. Tapi lebih ingin lagi, saya tidak ingin punya tetangga yang se gila mereka. Hehehehe

Kok saya nulis beginian sih, sama aja ngomongin orang dong?
Yah, saya cuma pengen bercerita ajah kok, semoga orangnya gak baca ya.

Dan memang benar "kalau kejahatan dibalas dengan kejahatan pula, lalu apa bedanya kau dan aku?"

Semoga saya bisa jadi tetangga yang baik :D

1 Comment.:

Anonymous said...

Saya juga punya pengalaman mirip. Tetangga "setan". Atau setan berkedok manusia? Ah tau lah, kelakuannya gila, sinting, gak waras, semau gue.

Tetangga sebelah bangun rumah mulai jauh bulan puasa dan berhentinya setelah lebaran (itupun gak jelas selesai atau gimana). Kebayang gak sih ributnya karena kebetulan nempel gituh. Gak ada sopannya, gak ada basa basi atau yah bilangbilang dulu apa. Kami sampe susah tidur, susah belajar, susah kerja, susah ngapain aja. Pernah tukangnya kami marahi karena bikin rusak tembok rumah kami. Yang sama juga, suka bgt bikin suara-suara gak penting, alarm mobil ampe kedengeran sekampung. Trus itu kalau buka tutup pagar nya kayak buka tutup pintu penjara, tau kan? Yang jelas, gak ada ramahnya, kasar. Kabarnya bekas pejabat gituh. Cuih.

Itu baru yang sebelah, yang depan gak gila sih tapi rese kampung. Saya pernah hitung, dari pagi sampai malam, rata2 ada 2 kali trip masuk keluar tuh rumah, per jam, kalau sore bisa 3-4 kali trip in-out. Itu halaman dan jalan jadi rumah kedua bo. Berisik dan sering bledak bleduk pula. Itu rumah apa pasar gak jelas. Halamannya jorok. Ada ayam, kucing, burung kali juga ada. Kalau lagi anak-anak mereka (gak tahu anaknya yang mana) sering buang sampah sampe sampahnya pada masuk selokan depan rumah kami. Selang berapa hari sekali, bakar sampahnya asapnya kemanamana. Pernah suatu kali ada yang meledak kenceng kayak ada bom, eh taunya dari pembakaran sampah mereka.

Menurut saya bertetangga itu jangan mengganggu, jangan berisik, kalau gak bisa baik-baikan minimal jangan ganggu. Diem lebih baik daripada ganggu.

Entah ada hubungan atau nggak, sebenarnya dari awal lihat muka mereka, gak enak dilihat deh. Ini bukan soal bajunya atau apanya, mukanya gak adem aja dilihat. Eh bener deh kebuktiin. Ada dua tetangga di sepanjang jalan dan mereka ramah dari awal sampai sekarang, enak lihat wajahnya dari pertama kenal.

Post a Comment

 

Life is never close to perfection. © 2012 Web Design by Ipietoon Blogger Template and Home Design and Decor Vector by Webdesignhot